Dokumen requirement system adalah komponen krusial dalam pengembangan sistem IT yang sukses. Dokumen ini mendokumentasikan kebutuhan, harapan, dan batasan yang terkait dengan proyek. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dibangun. Artikel ini akan membahas langkah-langkah, struktur, dan tips dalam membuat dokumen requirement system yang komprehensif.
Dokumen requirement system adalah dokumen yang mendefinisikan kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari sistem yang akan dikembangkan. Ini mencakup apa yang harus dilakukan sistem dan bagaimana sistem harus berfungsi dalam konteks lingkungan pengguna akhir.
Dokumen ini adalah fondasi bagi semua kegiatan pengembangan dan pengujian, dan membantu:
Langkah-langkah:
Contoh: Dalam pengembangan sistem manajemen inventaris, stakeholder mungkin termasuk staf gudang, manajer inventaris, dan tim IT.
Teknik-teknik Pengumpulan Kebutuhan:
Contoh: Untuk sistem manajemen proyek, Anda mungkin melakukan wawancara dengan manajer proyek untuk memahami fitur yang mereka butuhkan, seperti pelacakan waktu dan laporan status.
Langkah-langkah:
Contoh: Jika stakeholder sistem manajemen inventaris menginginkan fitur pelaporan otomatis dan fitur pencarian barang, prioritas mungkin diberikan pada pelaporan otomatis untuk mempermudah manajemen.
Struktur Umum:
Contoh: Dalam dokumen requirement untuk sistem e-commerce, deskripsi umum mungkin mencakup fitur-fitur seperti keranjang belanja, pembayaran online, dan manajemen inventaris.
Langkah-langkah:
Contoh: Untuk sistem CRM, validasi bisa melibatkan review dengan tim penjualan untuk memastikan semua fitur yang diinginkan, seperti pelacakan interaksi pelanggan, telah dimasukkan.
Langkah-langkah:
Contoh: Jika kebutuhan untuk sistem manajemen proyek berubah dari integrasi dengan satu jenis alat pelacakan waktu menjadi integrasi dengan beberapa alat, perubahan ini harus didokumentasikan dan disetujui oleh semua stakeholder.
Contoh: Untuk sistem manajemen absensi, fungsi sistem mungkin mencakup pencatatan waktu kedatangan, waktu pulang, dan laporan kehadiran.
Contoh: Untuk aplikasi mobile, requirement non-fungsional mungkin mencakup waktu respon aplikasi tidak lebih dari 2 detik dan dukungan untuk berbagai ukuran layar.
Contoh: Untuk sistem manajemen pendidikan, batasan mungkin mencakup tidak adanya fitur untuk manajemen finansial.
Dokumen requirement system yang baik adalah kunci untuk memastikan proyek IT berhasil dan memenuhi kebutuhan stakeholder. Ini menyediakan panduan yang jelas untuk pengembangan dan pengujian sistem.
Dokumen requirement system adalah komponen penting dalam proyek pengembangan IT dan biasanya dibuat pada tahap awal proyek. Berikut adalah rincian tentang kapan dokumen ini dibuat, jenis-jenis dokumen requirement, dan peran yang bertanggung jawab untuk membuatnya:
Dokumen requirement system umumnya dibuat selama tahap inisiasi dan perencanaan proyek. Tahap ini mencakup:
Inisiasi Proyek: Pada tahap ini, tujuan umum proyek dan kebutuhan bisnis diidentifikasi. Dokumen requirement awal mungkin berupa high-level requirements atau kebutuhan bisnis yang lebih umum.
Perencanaan Proyek: Pada tahap ini, requirement lebih rinci dikumpulkan, dianalisis, dan didokumentasikan. Ini meliputi kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang lebih spesifik, serta batasan dan asumsi yang berlaku.
Tahap-tahap ini penting karena dokumen requirement akan menjadi panduan untuk pengembangan, pengujian, dan implementasi sistem.
Business Requirement Document (BRD): Dokumen ini berfokus pada kebutuhan bisnis secara umum. Ini mencakup tujuan bisnis, stakeholder, dan kebutuhan tingkat tinggi. BRD biasanya disiapkan oleh Business Analyst atau tim manajemen proyek.
Functional Requirement Specification (FRS): Dokumen ini mendetailkan kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem. Ini mencakup deskripsi fungsi sistem, input/output, dan interaksi antar modul. FRS biasanya disiapkan oleh Business Analyst dengan masukan dari Developer dan Designer.
Technical Requirement Document (TRD): Dokumen ini mendefinisikan kebutuhan teknis untuk pengembangan sistem, seperti arsitektur sistem, platform yang akan digunakan, dan integrasi dengan sistem lain. TRD sering disiapkan oleh System Architect atau Developer Lead.
Non-Functional Requirement (NFR) Document: Dokumen ini berfokus pada kebutuhan non-fungsional, seperti performa, keamanan, dan skalabilitas. NFR disiapkan oleh tim teknis, sering kali dipimpin oleh System Architect atau DevOps Engineer.
System Requirement Specification (SRS): Dokumen ini menggabungkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional, memberikan panduan lengkap untuk pengembangan sistem. SRS biasanya disiapkan oleh Business Analyst dan System Architect, dengan masukan dari stakeholder dan tim pengembangan.
Business Analyst (BA): Bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan kebutuhan dari stakeholder, termasuk BRD, FRS, dan SRS.
System Architect: Bertanggung jawab untuk mendefinisikan kebutuhan teknis dan arsitektur sistem dalam TRD dan berkontribusi pada NFR.
Project Manager: Mengawasi proses dokumentasi dan memastikan bahwa semua kebutuhan telah diidentifikasi dan didokumentasikan dengan tepat.
Developer Lead/Technical Lead: Membantu dalam mendokumentasikan kebutuhan teknis dan memberikan masukan terkait kelayakan teknis.
Stakeholder: Berpartisipasi dalam proses pengumpulan kebutuhan dan memberikan persetujuan atas dokumen requirement yang disiapkan.
QA/Tester: Terlibat dalam review dokumen requirement untuk memastikan bahwa kebutuhan yang didokumentasikan dapat diuji dengan baik.
Dokumen requirement system adalah fondasi dari pengembangan sistem yang berhasil, dibuat pada tahap inisiasi dan perencanaan proyek. Berbagai jenis dokumen requirement diperlukan untuk memastikan semua aspek dari kebutuhan bisnis hingga teknis tercakup, dengan berbagai peran dalam proyek yang berkontribusi pada pembuatan dan validasi dokumen ini.
Buku
Sommerville, I. (2015). Software Engineering (10th ed.). Boston: Addison-Wesley.
Buku ini memberikan panduan menyeluruh tentang prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak, termasuk pengumpulan dan dokumentasi kebutuhan.
Pressman, R. S. (2014). Software Engineering: A Practitioner’s Approach (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
Buku ini membahas berbagai teknik untuk mengelola dan mendokumentasikan kebutuhan sistem.
Wiegers, K. E., & Beatty, J. (2013). Software Requirements (3rd ed.). Redmond: Microsoft Press.
Buku ini menawarkan pendekatan praktis untuk mendefinisikan dan mengelola kebutuhan perangkat lunak.
Artikel
Pohl, K. (2010). "Requirements Engineering: Fundamentals, Principles, and Techniques." Springer. Artikel ini menguraikan dasar-dasar rekayasa kebutuhan dan teknik-teknik penting dalam proses pengumpulan dan dokumentasi kebutuhan.
Gotel, O., & Finkelstein, C. (1994). "An Analysis of the Requirements Traceability Problem." IEEE International Conference on Requirements Engineering.
Artikel ini membahas pentingnya pelacakan kebutuhan dalam dokumen requirement dan bagaimana mengatasinya.
Boehm, B. W. (1988). "A Spiral Model of Software Development and Enhancement." ACM SIGSOFT Software Engineering Notes, 11(4), 14-24.
Artikel ini memperkenalkan model spiral yang sering digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, termasuk aspek pengumpulan kebutuhan.
Sumber Daya Online
IEEE. (1998). IEEE Std 830-1998: IEEE Recommended Practice for Software Requirements Specifications.
Panduan standar untuk penyusunan dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang diterbitkan oleh IEEE.
Cohn, M. (2004). User Stories Applied: For Agile Software Development. Boston: Addison-Wesley.
Buku ini memberikan panduan tentang penggunaan user stories dalam dokumentasi kebutuhan untuk pengembangan perangkat lunak agile.
Agile Alliance. (n.d.). "Agile Requirements." Retrieved from Agile Alliance
Sumber daya tentang bagaimana requirements dikelola dalam metodologi agile.
Dokumen Referensi Tambahan
The Art of Software Requirements by Karl Wiegers.
Buku ini menawarkan panduan lengkap tentang teknik pengumpulan kebutuhan dan pembuatan dokumen requirement yang efektif.
Requirements Engineering: From System Goals to UML Models to Software Specifications by Axel van Lamsweerde.
Buku ini membahas teknik-teknik rekayasa kebutuhan dan bagaimana menerjemahkan kebutuhan menjadi model dan spesifikasi perangkat lunak.
Referensi di atas mencakup berbagai sumber yang dapat membantu dalam memahami dan menyusun dokumen requirement system yang komprehensif dan efektif.